Bayi Sering BAB, Bahayakah?


Selasa (29/9) kemarin, Rama Buang Air Besar (BAB) tiga kali sehari. Hal ini tak biasa. Biasanya buah hati kecil ku ini, BAB-nya satu kali sehari. Bingung? Ya pastilah. Semua orang tua pasti begitu jika melihat kejadian yang tak biasa bagi anaknya. Penulis coba telusuri di paman Google. Kemudian menemukan sebuah artikel dari bidanku.com "Mengenali Pola Buang Air Besar dan Buang Air Kecil pada Bayi". 

Setiap bayi mengalami pola buang air kecil dan besar yang berbeda-beda hal ini dikarenakan berbedanya pola makan pada bayi. Bayi berusia 3 bulan setiap satu jam kemungkinan akan sering buang air kecil daripada bayi diatas usianya. Bersamaan dengan bertambahnya usia bayi, pada usia bayi 12 bulan waktu buang air kecilnya akan bertambah hingga 2-3 jam. Yang harus diwaspadai adalah jika bayi anda mengalami kasus seperti ini :
1.  Dalam kurun waktu 24 jam buang air kecil si bayi kurang dari 3 kali.
2.  Warna dari urine menjadi pucat.
3.  Pada urinenya terlihat ada darah.
4.  Setiap kali buang air kecil si bayi tampak seperti kesakitan.

Pola Buang Air Besar (BAB)

Sama halnya buang air kecil, buang air besar pada bayi juga ditentukan oleh pola makan yang menjadikan setiap bayinya berbeda. Anda tidak perlu merasa khawatir karena setiap harinya bayi buang air besar sebanyak 4-10 kali. Ketika bayi menginjak usia 1 bulan maka buang air besar bayi berkurang menjadi 4 kali dalam sehari. Jika bayi berusia 1 bulan makan fekuensi buang air besarnya menjadi kurang, itu bisa mencapai 1 kali pada seminggu. Namun ini masih bisa terbilang normal.

Warna dan Konsistensi Feses

Berhubungan dengan warna dan konsistensi feses (tinja), dua-duanya sangat dipengaruhi pola makan dan makanan apa yang dikonsumsi. Jika bayi anda masih meminum ASI ekslusif konsistensinya lebih lembek, berwarna kuning ketua-tuaan dan seperti berbiji-biji. Sedangkan bayi yang mengkonsumsi susu formula konsistensi feses nya padat dan kecoklat-coklatan. Beberapa kondisi pada bayi terkadang terlihat seperti kesulitan baung air besar (mengejan) sehingga wajahnya terlihat memerah ketika  mengeluarkan fesesnya, bahkan beberapa bayi ada yang menangis dikarenakan rasa
sakit, meskipun pada umumnya reaksi yang tergolong normal. Hal yang harus diperhatikan adalah konsistensi fesesnya, apabila tidak keras bayi anda kecil kemungkinan mengalamisembelit.

Diare

Biasanya bayi yang  yang mengkonsumsi ASI, sedikit kemungkinan mengalami sembelit. Saat bayi terkena diare, frekuensi buang air besar pada bayi menjadi lebih sering dari biasanya fasesnya pun sangat lembek, berair, dan seperti menyemprot. Hal ini  dapat mengakibatkan bayi anda terkena dehidrasi. Apabila kondisi bayi anda mengalami hal hal berikut, sebaiknya anda segera menghubungi dokter :
  1. Buang air besar dengan frekuensi yang sering dan cair
  2. Feses tercium lebih bau dan berair Feses
  3. Memerahnya anus
  4. Terdapat darah pada popok
Pada umumnya bayi yang baru lahir yang diberikan ASI ekslusif, buang air besar sebanyak satu sampai tujuh kali. Ini dikarenakan komposisi pada ASI sesuai dengan perkembangan pada sistem pencernaan bayi yang memudakan zat makanan tercerna. Jadi, jika bayi anda lebih sering buang air besar itu tidak berarti bayi anda terkena diare. Itu adalah pola yang normal pada bayi baru lahir. Jika bayi mengkonsumsi ASI dan juga diberikan susu formula sebagai tambahan, frekuensi buang air besar pada bayi juga lebih jarang. Kotoran yang keluar juga lebih sedikit, hal Ini dikarenakan beberapa kandungan  pada susu formula sulit dicerna oleh pencernaan. Bayi yang mengkonsumsi susu formula lebih sering terkena diare, meskipun hal ini kembali pada kondisi bayi masing masing. Apabila tampilan buang air besar bayi tidak tampak seperti biasa, serta pola buang air besar yang berubah drastis. Ini menjadi pertanda gangguan kesehatan pada tubuh bayi apalagi bila perubahan itu disertai dengan muntah-muntah, demam, muka pucat, serta lemas sebaiknya anda segera memeriksakannya kepada dokter spesialis anak.

Secara garis besar, BAB bayi, balita atau anak yang normal ternyata bisa dikenali. Baik itu pola, warna dan konsistensi fesisnya. Penulis pun sempat kaget ketika membaca point pertama yakni "Dalam kurun waktu 24 jam buang air kecil si bayi kurang dari 3 kali". Namun jika melihat point-point berikutnya, sepertinya Rama selamat dari fase yang membahayakan. Alhamdulillah. 
Share on Google Plus

About Rama

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments: